Selasa, 30 Juni 2009

no explanation

saat kamu merasa bahagia, apakah harus ada penjelasan setelahnya?
ya, mungkin yang akan orang-orang tanyakan adalah "apa yang membuatmu bahagia?"
saat kamu merasa sedih dan perih, apakah saat itu juga kamu berkewajiban untuk menjelaskan?
ya, mungkin orang lain mempertanyakan "apa yang mebuatmu sedih?"
saat kamu merasa marah, terkadang diluar kesadaranmu, kamu meluapkan segala amarahmu tanpa mau tau apa orang lain ingin mengetahuinya..
saat kamu merasa malu, orang lain akan semakin membuatmu malu sampai ingin rasanya kamu tenggelam dalam bumi saat itu juga..
TETAPI
saat kamu merasakan CINTA?
tak ada kata-kata yang bisa menjelaskan apapun...

hope and reality

menurut saya, cinta itu harus memiliki..
walaupun bukan memiliki raganya utuh, melainkan memiliki hatinya..
Walaupun bukan memiliki hatinya utuh, melainkan memiliki ketulusan dari sebagian (mungkin kecil) dari hatinya itu
Banyak yg bilang, "cinta yg agung adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli padanya, ketika dia tdk mempedulikanmu dan kamu masih setia menunggunya, dan ketika dia mencintai dan bahagia bersama org lain kamu msh bisa berkata 'aku turut bahagia' "
Setuju gak setuju sih, karena pd kenyataannya kita gak bisa menghindar dr rasa sakit hati.. Gak bs munafik dan berpura2 bahagia.. Krn sebenarnya yg kita inginkan yaitu orang yg kita cintai bahagia..dengan apa yg kita beri dan lakukan dgn cara kita dan jadi sm2 bahagia..
Tapi kembali lg, *mengutip kata sahabat lama saya* harapan sering berbenturan dgn kenyataan..
Bicara memang sangat mudah, tapi terkadang saat kita dihadapkan dgn apa yg mengharuskan kita menjadi orang yg kuat pendirian, kita sendiri tdk tau dr mana kekuatan itu akan muncul selain dr Allah SWT

Selasa, 23 Juni 2009

terima apa adanya

kata dosen agama saya, konsep 'menerima orang lain apa adanya' itu ada 3 faktor dibaliknya..
1.kebetulan
2.kesamaan nasib
3.tidak ada lagi
Hari gini, susah nyari orang yg bisa nerima apa adanya.. Kalo gak sm2 punya kekurangan, ga ada lagi yang mau, atau ya kebetulan aja..
Bisa dibilang 1 : 100 orang yg bisa nerima diri kita apa adanya..
Jgn naif..
Dan karena itu, kita harus memaksakan diri menyesuaikan sm hal itu..
Tp setidak2nya, kita bs memiliki 1 orang dimana ia adlh satu satunya orang yg bisa menerima disaat kita menjadi diri kita sendiri, apa adanya, sebaik2 dan seburuk2 diri kita..

tolong, beri pendapat teman2.. ;)

menjelang uas

it might be my first blog post..

kalo saya diminta ngungkapin apa yang saya rasain sekarang ini soal hari-hari saya, cuma 1 kalimat pendek yang bisa mewakili : "KEPALA SAYA MAU PECAH RASANYA"
kuliah yang padet selama 1 minggu penuh, tugas yang deadlinenya hampir bersamaan, dan h-2 uas masih juga dikasih kuis, kuliah pengganti dan tugas LAGI ..T.T
sebenernya kuliah pengganti itu gak begitu perlu seandainya dosennya bisa mengutamakan prioritasnya sebagai dosen, karena kepentingan yang katanya 'urgent' itu mesti mengorbankan hari libur tenang saya dan teman-teman saya menjadi sangat jauh dari kata 'tenang'!!